Jumat, 04 November 2011

Konsep Bimbingan dan Konseling

A. Konsep Bimbingan
1. Pengertian Bimbingan
Pada dasarnya, bimbingan merupakan upaya pembimbing untuk membantu mengoptimalkan individu.
Menurut Muro dan Kottman, Model bimbingan yang berkembang saat ini adalah bimbingan perkembangan. Visi bimbingan perkembangan bersifat edukatif, pengembangan, dan outreach.
 Edukatif karena titik berat layanan bimbingan perkembangan ditekankan pada pencegahan dan pengembangan, bukan korektif atau teraputik, walaupun layanan tersebut juga tidak diabaikan.
 Pengembangan karena titik sentral sasaran bimbingan perkembangan adalah pengembangan optimal seluruh aspek kepribadian individu dengan strategi/upaya pokoknya memberikan kemudahan perkembangan melalui perekayasaan lingkungan perkembangan.
 Outreach karena target populasi layanan bimbingan perkembangan tidak terbatas pada individu bermasalah, tetapi semua individu berkenaan dengan semua aspek kepribadiannya dalam semua konteks kehidupan(masalah, target intervensi, setting,metode dan lama waktu).
2. Tujuan Bimbingan
Tujuan pemberian layanan bimbingan adalah agar individu dapat :
a) Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karier serta kehidupannya pada masa yang akan datang
b) Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki seoptimal mungkin
c) Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, masyarakat dan kerja
d) Mengatasi hambatan serta kesulitan yang dihadapi dalam studi.

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, mereka harus mendapat kesempatan untuk :
a. Mengenal dan memahami potensi, kekuatan serta tugas-tugasnya
b. Mengenal potensi-potensi yang ada di lingkungannya
c. Mengenal dn menentukan tujuan, rencana hidup serta rencana pencapaian tujuan tersebut
d. Mengatasi kesulitan sendiri
e. Menggunakan kemampuan untuk kepentingan dirinya, lembaga dan masyarakat
f. Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan kerja
g. Mengembangkan segala potensi yang dimiliki secara tepat, teratur dan optimal

3. Fungsi Bimbingan
Ada 4 fungsi bimbingan, yaitu :
1) Fungsi pengembangan merupakan fungsi bimbingan dalam pengembangan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki
2) Fungsi penyaluran merupakan fungsi bimbingan dalam membantu individu dalam memilih dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan sesuai minat,bakat,keahlian dan ciri-ciri kepribadiannya
3) Fungsi adaptasi yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, khususnya guru/dosen, widyaiswara dan wali kelas untuk mengadaptasikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, mianat,kemampuan dan kebutuhan individu.
4) Fungsi penyesuaian yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu menemukan penyesuaian diri dan perkembangannya secara optimal
4. Prinsip-prinsip Bimbingan
Pelaksanaan bimbingan perlu memperhatikan beberapa prinsip, yaitu :
a) Bimbingan adalah suatu proses membantu individu agar dapat membantu dirinya sendiri dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi
b) Bimbingan bertitik tolak(fokus) pada individu yang dibimbing
c) Bimbingan diarahkan pada indiviidu dan tiap individu memiliki karakteristik sendiri
d) Masalah yang tidak dapat diselesaikan tim pembimbing di lingkungan lembaga pendidikan hendaknya diserahkan kepada ahli atau lembaga yang berwenang
e) Bimbingan dimulai dengan identifikasi kebutuhan yang dirasakan oleh individu yang akan dibimbing
f) Bimbingan harus luwes dan fleksibel sesuai dengan kebutuhan individu dan masyarakat
g) Program bimbingan di lingkungan lembaga pendidikan tertentu harus sesuai dengan program pendidikan pada lembaga yang bersangkutan
h) Pelaksanaan program bimbingan dikelola oleh orang yang memliki keahlian dalam bidang bimbingan, dapat bekerja sama dan menggunakan sumber-sumber relevan yang berada dalam ataupun diluar lembaga penyelengara pendidikan
i) Pelaksanaan program bimbingan dievaluasi untuk mengetahui hasil dan pelaksanaan program

B. Konsep Bimbingan
1. Pengertian Konseling
Menurut Shertzer dan Stone, Konseling adalah upaya membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasar nilai yang diyakini sehingga konseli merasa bahagia dan efektif perilakunya.
Pietrofesa dan kawan-kawannya menunjukan beberap ciri-ciri konseling profesional sebagai berikut :
 Konseling merupakan suatu hubungan profesional yang diadakan oleh seorang konselor yang sudah dilatih untuk pekerjaan itu
 Dalam hubungan yang bersifat profesional itu, klien mempelajari keterampilan pengambilan keputusan, penyelesaian masalah serta tingkah laku atau sikap-sikap baru
 Hubungan profesional itu dibentuk berdasarkan kesukarelaan antara klien dan konselor.
ASCA(American School Counselor Assosiation) mengemukakan bahwa konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien.
Adanya perbedaan definisi konseling, ditimbulkan karena perkembangan ilmu konseling itu sendiri, juga disebabkan perbedaan para ahli yang merumuskan tentang konseling dan teory yang dianutnya.
Ada yang mengklasifikasikan konseling berdasar fungsinya yaitu suportif, reedukatif dan rekonstrukti (moh. Jawad dahlan, 1986)
Konseling dibedakan berdasar metodenya yaitu metode direktif dan nondirektif
Sedangkan menurut Osipow, walsh dan Tosi (1980) mengelompokkan konseling berdasar penekanan masalah yang diselesaikan, yaitu : penyeseuaian pribadi, pendidikan dan karier. Dan masih banyak pengelompokkan konseling berdasar para ahli.
Uraian tersebut mengambarkan betapa sulit merumuskan definisi konseling yang komprehensif dan berlaku untuk setiap orang dari berbagai aliran. Berikut diuraikan beberapa generalisasi yang menggambarkan karakteristik utama kegiatan konseling :
a) Konseling merupakan salah satu bentuk hubungan yang bersifat membantu
b) Hubungan dalam konseling bersifat interpersonal. Hubungan ini terjadi dalam bentuk wawancara secara tatap muka antara konselor dengan klien
c) Keefektifan konseling sebagian besar ditentukan oleh kualitas hubungan antara konselor dan kliennya.

2. Tujuan Konseling
Shertzer dan stone (1980:82-88) menyimpulkan bahwa yang menjadi tujuan konseling pada umumnya dan di sekolah pada khusunya adalah
a. Mengadakan perubahan perilaku pada diri klien sehingga memungkinkan hidupnya lebih produktif dan memuaskan. Khusus di sekolah, Boy dan Pine (depdikbud, 1983:14) menyatakan bahwa tujuan konseling adalah membantu siswa menjadi lebih matang dan lebih mengaktualisasikan dirinya, membantu siswa maju dengan cara yang positif, membantu dalam sosialisasi siswa dengan memanfaatkan sumber-sumber dan potensi dirinya
b. Memelihara dan mencapai kesehatan mental yang positif
c. Penyelesaian masalah
d. Mencapai keefektifan pribadi
Mendorong individu mampu mengambil keputusan yang penting bagi dirinya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar